Pulau Belitung yang dalam peta dunia dikenal dengan nama Billiton, adalah sebuah tempat yang menjadi sentral dari cerita kehidupan dalam buku novel tetralogi laskar pelangi, karya Andrea Hirata, sekaligus merupakan lokasi syuting film Laskar Pelangi yang langsung menjadi box office di Indonesia dalam paling tidak dua pekan pemutarannya di bioskop. Dan pada saat yang sama pulau ini juga didaulat menjadi tuan rumah kegiatan Sail Indonesia 2008 yang pesertanya adalah yachter dari seluruh dunia.
Memiliki tagline sebagai Bumi Laskar Pelangi, pulau itu, yang terdiri dari Kabupaten Belitung Barat dan Belitung Timur, juga memiliki keindahan alam yang menakjubkan baik pantai maupun alam bawah lautnya. Tersebutlah Pantai Tanjung Pendam di Tanjung Pandan, ibukota Belitung, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi, Bukit Berahu, Pulau Lengkuas Riyan.
Seperti umumnya karakteristik pantai di Belitung, Pantai Tanjung Tinggi yang merupakan salah satu lokasi shooting Laskar Pelangi, terdapat banyak bebatuan, yang bahkan membentuk sebuah kolam renang alami, atau muncul di permukaan laut menyerupai kepala burung atau penyu raksasa. Batu hitam yang berserakan di pantai itu disebut Billitone. Pulau Lengkuas Riyan, tempat beraksinya group band Nidji menyanyikan sound track film itu. Hampir seluruh perairan di Belitung cocok dijadikan lokasi wisata menyelam untuk menikmati panorama alam bawah laut. Ada terumbu karang, beragam ikan karang, dan ada juga bangkai kapal Indomarine yang masih baik dan stabil kondisinya, yang menjadikannya sebagai tempat yang menantang bagi penyelam untuk menjelajahinya.
Untuk menuju pulau Belitung, dari Jakarta hanya butuh waktu perjalanan selama 45 menit menuju bandara HAS Hanandjoeddin, dengan sebelumnya akan disuguhi pemandangan udara yang sungguh indah seperti perkebunan kelapa sawit bak hamparan karpet hijau, pantai yang berwarna biru kehijauan, hingga kubangan bekas galian tabang timah yang kontras. Menuju ke pusat kota, perjalanannya ditemani dengan suasana alam yang tenang dan damai, pemandangan bangunan rumah panggung khas arsitektur Melayu dan bangunan bergaya Victoria peninggalan kolonial Belanda. Tidak akan ditemui tempat keramaian seperti bioskop dan mall di Tanjung Pandan, dan sarana akomodasi tersedia dari mulai hotel melati hingga hotel bintang tiga
Selasa, 25 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar