Penjualan ritel Singapura turun untuk sepersepuluh mulut berturut-turut pada bulan Juli sebagai kota-negara konsumen tetap berhati-hati di tengah-tengah perekonomian perlahan-lahan muncul dari resesi yang parah.
ADVERTISEMENT
Penjualan ritel jatuh 9,8 persen dari tahun sebelumnya setelah turun 8,4 persen pada bulan Juni dan 10,4 persen pada bulan Mei, departemen statistik mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa. Penjualan yang secara musiman disesuaikan turun 1,6 persen dari Juni.
Singapura adalah shying jauh dari pembelian tiket besar-item, malah menuangkan uang ke pasar saham, yang telah meningkat pada harapan pemulihan ekonomi global, dan pasar properti lokal.
"Real membeli hal-hal seperti tas dan jam tangan Chanel belum membaik banyak dan sentimen spekulatif tertinggal," kata Adrian Foster, kepala riset pasar keuangan Asia untuk Rabobank.
A weak labor market and fewer tourist arrivals have also hurt retail sales. Singapura produk domestik bruto diperluas yang disesuaikan secara musiman tahunan 20,7 persen dalam periode April-Juni, pertumbuhan pertama dalam setahun.
Angka penjualan ritel pada semester kedua akan mendapatkan keuntungan dari yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya dipercaya sejak resesi pada kuartal keempat, kata Foster, yang mengharapkan perekonomian berkontraksi 1,9 persen tahun ini. PDB mengharapkan pemerintah menyusut antara 4 persen dan 6 persen.
Penjualan kendaraan bermotor pada Juli turun 28 persen, perhiasan dan jam tangan turun 6,6 persen, dan furnitur dan perabot rumah tangga turun 2,1 persen, kata departemen itu. Komputer dan peralatan telekomunikasi penjualan naik 6 persen.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar